**Horner Meratapi “Hari yang Sangat Membuat Frustasi” di Austria: Mimpi Buruk di Kandang Sendiri bagi Red Bull**Spielberg, Austria – Christian Horner, kepala tim Red Bull Racing, tak bisa menyembunyikan kekecewaannya setelah timnya mengalami mimpi buruk di Grand Prix Austria pada hari Minggu.
Di kandang sendiri, di depan lautan penggemar oranye yang bersemangat, Red Bull pulang dengan tangan hampa, sebuah hasil yang menurut Horner “sangat membuat frustrasi”.
“Hari ini sangat, sangat membuat frustrasi,” Horner mengakui dalam wawancara pasca-balapan yang penuh emosi.
“Kami datang ke sini dengan ekspektasi tinggi, dan untuk pergi tanpa poin sama sekali, itu sulit diterima.
“Kejadian demi kejadian menimpa Red Bull selama balapan.
Dimulai dengan masalah keandalan yang memaksa Sergio Perez untuk pensiun dini.
Kemudian, Max Verstappen, yang memulai balapan dari posisi kedua, mengalami masalah performa yang membuatnya tak mampu menantang Ferrari.
Namun, bukan hanya masalah teknis yang membuat Horner frustrasi.
Strategi tim juga dipertanyakan.
Keputusan untuk menempatkan Verstappen pada strategi dua pit stop tampaknya tidak membuahkan hasil, dan pembalap asal Belanda itu akhirnya finis jauh di belakang para pemimpin balapan.
“Kami perlu menganalisis apa yang salah dan belajar dari kesalahan kami,” kata Horner.
“Kami tidak tampil sebaik yang seharusnya hari ini, dan kami harus bertanggung jawab atas hal itu.
“Kegagalan Red Bull di Austria merupakan pukulan telak bagi ambisi kejuaraan mereka.
Ferrari kini telah memperkecil jarak di klasemen konstruktor, dan Verstappen kehilangan poin berharga dalam perburuan gelar juara pembalap.
Namun, Horner menolak untuk menyerah.
“Masih banyak balapan yang tersisa, dan kami akan terus berjuang,” tegasnya.
“Kami memiliki tim yang kuat, dan kami tahu apa yang mampu kami lakukan.
Kami akan kembali lebih kuat.
“**Analisis Eksklusif:**Kekecewaan Red Bull di Austria adalah pengingat bahwa bahkan tim yang paling dominan pun rentan terhadap masalah.
Kombinasi masalah keandalan, kesalahan strategi, dan performa yang kurang memuaskan telah menyebabkan akhir pekan yang benar-benar terlupakan.
Namun, penting untuk tidak melebih-lebihkan dampak dari satu balapan ini.
Red Bull masih memimpin di kedua klasemen kejuaraan, dan mereka memiliki mobil yang cepat dan tim yang berbakat.
Kunci bagi Red Bull adalah belajar dari kesalahan mereka dan memastikan bahwa mereka tidak terulang kembali.
Mereka perlu meningkatkan keandalan mobil mereka, menyempurnakan strategi mereka, dan memastikan bahwa Verstappen memiliki semua yang dia butuhkan untuk tampil di level terbaiknya.
**Sudut Pandang Pribadi:**Sebagai penggemar balap, saya merasa kecewa melihat Red Bull berjuang di Austria.
Saya tahu betapa banyak yang diinvestasikan oleh tim ke dalam balapan ini, dan saya tahu betapa menyakitkan bagi mereka untuk pulang tanpa poin.
Namun, saya juga tahu bahwa Red Bull adalah tim yang tangguh, dan saya yakin mereka akan bangkit kembali dari kemunduran ini.
Mereka memiliki semua yang mereka butuhkan untuk memenangkan kejuaraan, dan saya tidak akan terkejut melihat mereka kembali ke puncak dalam waktu dekat.
**Statistik Terperinci:*** Red Bull gagal mencetak poin di Grand Prix Austria untuk pertama kalinya sejak 2018.
* Max Verstappen finis di urutan ketujuh, hasil terburuknya musim ini.
* Ferrari kini hanya terpaut 56 poin dari Red Bull di klasemen konstruktor.
* Charles Leclerc telah memangkas selisih poin dengan Max Verstappen menjadi 38 poin di klasemen pembalap.